Friday 12 March 2010

Saya ingin semua orang mengenal Tuhan

Bulan Februari lalu saya melihat berita tentang kecelakaan mobil yang terjadi pada anak-anak sma. Mobil ini ditumpangi oleh 5 orang anak SMA, dan kecelakaan ini menewaskan 3 orang diantaranya.

Saya kemudian mencari penasaran dan mencari berita mengenai anak-anak ini. Saya mencari berita di kaskus, membaca discussion di group in memoriamnya, dan melihat facebook teman-temannya. (sampai-sampai ada teman saya yg bilang saya maniak,hehe..) Saya sedikit terobsesi dengan kejadian ini, karena kejadian ini menimbulkan polemik.
Saya melihat betapa besar kepedulian orang-orang terhadap peristiwa ini.

Namun, hal yang paling menggugah hati saya adalah pesan terakhir salah satu korban kecelakaan yang meninggal ini :'Saya ingin semua orang mengenal Tuhan'.
Saya tidak mengenal anak SMA ini, tapi ketika saya mendengar pesan terakhirnya saya merasa ingin melaksanakan pesan terakhirnya.

Untuk teman-teman yang lain, yang pastinya juga tidak mengenal anak SMA ini..
Bersediakah teman-teman mengabulkan pesan terakhir seorang anak sma yang tidak dikenal ini??
Tuhan memberkati...

Monday 25 May 2009

Gelas kosong

Seorang sahabat berkunjung ke kantor kami dan seperti biasa dia akan menggerakkan tangannya seakan sedang memegang sebuah gelas dan meminum sesuatu. Dia berharap agar setiap orang yang melihat gerakannya akan mengerti dan segera membuatkan segelas kopi kesukaannya. Aku berpikir, bagaimana dia akan bereaksi jika aku menyodorkan sebuah gelas kosong lengkap dengan penutupnya kehadapannya? Mungkin dia akan tersinggung dan marah, mungkin dia akan tertawa dan bertanya : "Kalian kehabisan kopi ya?" atau dia dapat mengambil gelas itu dan mengisinya dengan apa yang dia sukai, sebanyak yang diinginkannya. Jika aku adalah dia, bagaimana aku akan bereaksi?

Aku tak tahu bagaimana orang lain memandang hidupnya dan aku tidak terlalu peduli untuk memikirkan bagaimana aku sendiri memandang hidup ini. Segalanya seperti air yang mengalir. Kadang air itu bersih dan menyegarkan, kadang air itu berlumpur. Aku tidak yakin kemana air - air itu akan mengalir dan bermuara. Tak ada satu tujuan yang pasti. Sampai ide tentang gelas kosong ini datang.

Aku baru menyadari ... Setiap pagi ada sebuah gelas kosong yang dikirimkan oleh sahabat lamaku dan aku akan menemukannya tergeletak dalam bungkusan berwarna putih di depan pintu rumahku.

Ketika ia mengirimkan sebuah gelas kristal yang indah dan mengkilap, aku bahagia sekali dan aku mengisinya dengan anggur manis dan madu yang masih segar. Aku menikmatinya dengan tawa dan iringan musik sepanjang hari.

Suatu pagi aku membuka bungkusan sama yang selalu dipakai oleh sahabatku untuk membungkus 'gelas kosong' dan berharap aku menemukan sebuah gelas kristal yang lebih indah dan bagus dari gelas yang kemarin. Tapi aku malah menemukan sebuah gelas yang sedikit pecah dan sangat jelek. Aku kecewa sekali. Aku tak ingin menggunakan gelas itu dan aku tak akan menuangkan anggur atau apapun ke dalam gelas itu.

Mungkin hanya dengan sedikit air putih jika aku tak dapat lagi menahan rasa hausku. Aku ingin hari itu cepat berlalu. Aku membiarkan gelas 'buruk rupa' itu tetap kosong di pojok meja yang sengaja kupindahkan agar jauh dari penglihatanku. Aku berharap sebuah gelas kristal akan kuterima dari sahabatku keesokan hari ... ...

Tiga hari ... Hanya sedikit air putih untuk menghilangkan dahaga.

Tiga bulan ... Lebih banyak air putih untuk memuaskan dahaga.

Dan ... enam tahun-delapan belas hari, Sekali lagi, aku baru menyadari ... Selama ini, aku selalu menyalahkan gelasnya. Aku tidak berani mencoba mengisi gelas kosong yang buruk rupa itu dengan anggur manis dan madu segar. Atau aku terlalu angkuh?

Aku meraih gelas kosong itu dan menatapnya sesaat. Aku menuang sedikit anggur manis dan mencicipinya dengan ragu - ragu ...

Aku terdiam dan berpikir, mengapa rasanya seperti ini? Sama sekali tidak berbeda dengan apa yang aku rasakan ketika aku menggunakan gelas kristal.

"Astaga! Lidahku pasti sudah kelu."

Selama enam tahun lebih aku tidak mencicipi anggur manis. Mungkin aku sudah lupa pada rasanya ...

Tiga hari ... Hanya sedikit anggur manis untuk melatih kembali kepekaan lidahku pada berbagai jenis anggur.

Tiga bulan ... Lebih banyak anggur untuk memuaskan perasaanku yang masih aneh kurasakan.

Lima bulan ... Aku terpana menatap gelas kosong yang buruk rupa itu ketika aku sedang menggunakannya. Aku lupa jika gelas yang aku pakai bukan gelas kristal yang indah. Tapi perasaanku lebih bahagia saat ini, ketika gelas 'buruk rupa' ini kupenuhi dengan anggur.

Ternyata bukan gelasnya yang salah tapi isinya.

Sesekali, jika aku merindukan rasa air putih yang pernah menemaniku, maka aku akan mengisi gelas kosongku dengan air putih.

Gelas kosong : kehidupan setiap hari
Anggur/madu : perbuatan baik, sikap positif, antusiasme, etc.
Air putih : refleksi diri, menemukan diri sendiri dan tujuan hidup.

Kita cenderung bersikap menyalahkan orang lain, menyalahkan kondisi hidup yang kita alami. Tanpa kita sadari, semakin lama kita terpuruk dalam pemikiran dan sikap seperti itu, maka semakin banyak pula waktu dan kesempatan yang kita biarkan 'lewat' dengan sia - sia. Tuhan tidak menciptakan kita untuk menyesali kondisi hidup kita dan menyalahkan orang lain, tetapi untuk melakukan hal - hal baik dengan apa yang kita miliki saat ini dan di mana pun kita berada. Itu sebabnya, hari in, Ia masih memberikan sebuah Gelas Kosong bagi kita.

Foto di atas meja

Seorang artis pencandu obat-obatan dan divonis oleh dokter bahwa dia terkena virus HIV, kini tergolek sekarat di rumahnya. Seorang teman datang untuk menghibur dan mencoba menguatkan imannya. Namun dosa-dosa yang telah diperbuat sang artis ini telah membutakannya sehingga dia merasa sangat putus asa. "Aku berdosa”, katanya. "Aku telah menghancurkan hidupku sendiri dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Sekarang aku tersiksa dan tidak ada lagi yang bisa aku perbuat untuk memperbaikinya. Aku akan masuk neraka."
Temannya ini meihat ada sebuah potret gadis kecil yang cantik dan lucu dengan figura indah di atas meja kecil di samping tempat tidur sang artis. Lalu dia bertanya, "Foto siapa ini ?"
Mendengar pertanyaan itu, si artis bangkit semangatnya dan menjawab dengan antusias, " Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang aku miliki."
"Apakah kamu akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan atau apakah kamu memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan. Apakah kamu masih menyayanginya?", tanya sang teman.
"Tentu saja," jawab sang artis. "Aku akan melakukan apapun demi dia. Mengapa kamu bertanya seperti ini?"
"Saya ingin kamu tahu bahwa Allah juga punya foto dirimu di atas mejanya."
Sang artis tersentak. Sudah lama ia tidak mendengar kata Allah dan bahkan tidak pernah mengucapkannya.
Saudara, mengapa kita sering menghakimi diri kita sendiri dengan tuduhan-tuduhan yang kejam, dengan pikiran-pikiran yang jelek? Kalau kita saja mengahkimi diri sendiri seperti itu, bagaimana dengan orang lain? Apakah kita lupa, bahwa kita ini milik kepunyaan Allah? Apakah kita lupa pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib adalah untuk membuktikan kepada kita bahwa kita ini berharga dan mulia. Kita sangat sangat dikasihi-Nya. Seburuk apapun kesalahan dan pelanggaran kita, Allah mau mengampuninya. Kasih-Nya menutupi semuanya. Kasih-Nya tulus, yang dibuktikanNya dengan datang sebagai Bayi kecil, kemudian Dia mencurahkan darah-Nya untuk menebus kita dan menguduskan kita sekali untuk selamanya. Dia bukan hanya mempunyai foto diri kita, tapi juga keseluruhan hidup kita. Kita harus bersyukur karena kita terpahat ditanganNya.

Dimana letak kebahagiaan??

Konon pada suatu waktu, Tuhan memanggil tiga malaikatnya. Sambil memperlihatkan sesuatu Tuhan berkata, "Ini namanya Kebahagiaan. Ini sangat bernilai sekali. Ini dicari dan diperlukan oleh manusia. Simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan ditempat yang terlalu mudah sebab nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Tetapi jangan pula di tempat yang terlalu susah sehingga tidak bisa ditemukan oleh manusia. Dan yang penting, letakkan kebahagiaan itu di tempat yang bersih".
Setelah mendapat perintah tersebut, turunlah ketiga malaikat itu langsung ke bumi untuk meletakkan kebahagiaan tersebut. Tetapi dimana meletakkannya?
Malaikat pertama mengusulkan, "Letakan dipuncak gunung yang tinggi". Tetapi para malaikat yang lain kurang setuju. Lalu malaikat kedua berkata, "Latakkan di dasar samudera".
Usul itupun kurang disepakati.
Akhirnya malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat langsung sepakat. Malam itu juga ketika semua orang sedang tidur, ketiga malaikat itu meletakkan kebahagiaan di tempat yang dibisikkan tadi.
Sejak hari itu kebahagiaan untuk manusia tersimpan rapi di tempat itu. Rupanya tempat itu cukup susah ditemukan. Dari hari ke hari, tahun ke tahun, kita terus mencari kebahagiaan. Kita semua ingin menemukan kebahagiaan.
Kita ingin merasa bahagia. Tapi dimana mencarinya?
Ada yang mencari kebahagiaan sambil berwisata ke gunung, ada yang mencari di pantai, Ada yang mencari ditempat yang sunyi, ada yang mencari ditempat yang ramai. Kita mencari rasa bahagia di sana-sini: di pertokoan, di restoran, ditempat ibadah, di kolam renang, di lapangan olah raga, di bioskop, di layar televisi, di kantor, dan lainnya. Ada pula yang mencari kebahagiaan dengan kerja keras, sebaliknya ada pula yang bermalas-malasan. Ada yang ingin merasa bahagia dengan mencari pacar, ada yang mencari gelar, ada yang menciptakan lagu, ada yang mengarang buku, dll.
Pokoknya semua orang ingin menemukan kebahagiaan. Pernikahan misalnya, selalu dihubungkan dengan kebahagiaan. Orang seakan-akan beranggapan bahwa jika belum menikah berarti belum bahagia. Padahal semua orang juga tahu bahwa menikah tidaklah identik dengan bahagia.
Juga kekayaan sering dihubungkan dengan kebahagiaan. Alangkah bahagianya kalau aku punya ini atau itu, pikir kita. Tetapi kemudian ketika kita sudah memilikinya, kita tahu bahwa benda tersebut tidak memberi kebahagiaan.
Kita ingin menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan itu diletakkan oleh tiga malaikat secara rapi. Dimana mereka meletakkannya? Bukan dipuncak gunung seperti diusulkan oleh malaikat pertama. Bukan didasar samudera seperti usulan malaikat kedua. Melainkan di tempat yang dibisikkan oleh malaikat ketiga.
Dimanakah tempatnya?
Saya menuliskan sepenggal kisah perjalanan hidup saya untuk berbagi rasa dengan teman-teman semua, bahwa untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan itu tidaklah mudah. Perlu perjuangan. Ibarat sebuah berlian, dimana untuk mendapatkan kilauan yang cemerlang, harus terus diasah dan ditempa sehingga kemilauan yang dihasilkan terpancar dari dalamnya.
Begitu juga hidup ini.Kita harus rendah hati.
Seringkali kita merasa minder dengan keberadaan diri kita. Sering kali kita berkata, ach... gue mah belum jadi orang.
Tinggal aja masih ama ortu, ngontrak, TMI dll. Kita harus ingat, bahwa yang menentukan masa depan kita adalah Tuhan. Dan kita harus menyadari bahwa jalan Tuhan bukan jalan kita.
Tuhan akan membuat semuanya INDAH pada waktunya. Jika menurut buku ada 7 faktor (mental, spiritual, pribadi, keluarga, karir, keuangan dan fisik) yang menentukan sukses seseorang, mengapa tidak kita coba untuk mencapainya semua itu? Setelah kita mencapainya, bagaimana kita membuat ke-7 faktor tersebut menjadi seimbang?
Yang penting disini adalah hikmat. Barangsiapa yang bijaksana dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di dalam hidup ini.
Oh ya..., dimanakah para malaikat menyimpan kebahagiaan itu?
DI HATI YANG BERSIH..

Bola dalam kertas

Seorang pemain profesional bertanding dalam sebuah turnamen golf. Ia baru saja membuat pukulan yang bagus sekali yang jatuh di dekat lapangan hijau. Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang sembarangan oleh salah seorang penonton. Bagaimana ia bisa memukul bola itu dengan baik? Sesuai dengan peraturan turnamen, jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan hukuman. Tetapi kalau ia memukul bola bersama-sama dengan kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik. Salah-salah, ia mendapatkan skor yang lebih buruk lagi. Apa yang harus dilakukannya?

Banyak pemain mengalami hal serupa. Hampir seluruhnya memilih untuk mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman. Setelah itu mereka bekerja keras sampai ke akhir turnamen untuk menutup hukuman tadi. Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir t id ak ada, pemain yang memukul bola bersama kantong kertas itu. Resikonya terlalu besar.

Namun, pemain profesional kita kali ini tidak memilih satu di antara dua kemungkinan itu. Tiba-tiba ia merogoh sesuatu dari saku celananya dan mengeluarkan sekotak korek api. Lalu ia menyalakan satu batang korek api dan membakar kantong kertas itu. Ketika kantong kertas itu habis terbakar, ia memilih tongkat yang tepat, membidik sejenak, mengayunkan tongkat, wusss…, bola terpukul dan jatuh persis di dekat lobang di lapangan hijau. Bravo! Dia tidak terkena hukuman dan tetap bisa mempertahankan posisinya.

Ada orang yang menganggap kesulitan sebagai hukuman , dan memilih untuk menerima hukuman itu. Ada yang mengambil resiko untuk melakukan kesalahan bersama kesulitan itu. Namun, sedikit sekali yang bisa berpikir kreatif untuk menghilangkan kesulitan itu dan menggapai kemenangan.

Berserah

Didepan gerbang suatu jembatan di salah satu kota Eropa, duduklah seorang peminta-minta yang buta. Untuk mencari nafkahnya, ia setiap hari duduk disitu sambil memainkan biola nya yang sudah usang. Didepannya terletak kaleng kosong yang diharapkannya orang-orang yang lalu lalang merasa iba terhadapnya, dan melalui musik biola-nya, orang-orang akan memberinya sedikit uang. Begitulah pengemis miskin ini melakukan kebiasaannya setiap harinya.
Pada suatu hari, seseorang yang berpakaian sedikit rapih, berjubah panjang, datang menghampiri pengemis tadi dan meminta agar pengemis itu meminjamkan biola usangnya. Tentu saja dengan sigap pengemis itu menolak, dan berkata "tidak!! Ini adalah hartaku yang paling mahal!".
Pendatang ini tidak putus asa, dan terus membujuk si pengemis agar mau meminjamkannya biola tersebut hanya untuk sebuah lagu. Sepertinya ada rasa kepercayaan pada pengemis buta itu, dan dengan perlahan ia memberikan biola tuanya kepada pendatang tersebut.
Pendatang tersebut mengambil biola tersebut, dan mulai memainkan sebuah lagu dengan begitu merdu. Suara biola yang begitu halus ditangan si pendatang membuat orang yang lalu lalang berhenti dan mereka mulai berkeliling mengelilingi si pendatang dan pengemis tersebut.
Begitu merdunya lagu dan bagusnya permaina biola si pendatang tersebut membuat semua orang terdiam, dan si pengemis buta ternganga tanpa dapat berkata-kata. Kaleng yang tadinya kosong kini telah penuh dengan uang, dan lagu demi lagu telah dimainkan oleh si pendatang tersebut.
Akhirnya iapun harus menyelesaikan permainannya, dan sambil mengucapkan terimakasih, ia mengembalikan biola tersebut kepada si pengemis. Si pengemis sambil berurai air mata, dan dengan gemetar bertanya: "Siapakah anda orang budiman?". Si pendatang tersenyum dan dengan perlahan menyebutkan namanya "Paganini".
Semua orang terdiam, seorang maestro biola yang bernama Paganini, telah memberikan banyak berkat kepada sang pengemis yang telah memberikan harta kesayangannya untuk dipergunakan oleh sang maestro, betapa menakjubkan!
Ada sebuah jaminan berkat bagi siapa saja yang mau menyerahkan tenaganya, hartanya, talentanya, kepada sang 'Maestro' kita yaitu Kristus.

Pray Until Something Happens

Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat. Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya.
Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun-tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia.
Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si Iblispun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya "Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya."
Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat.
"Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?" pikirnya. "Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik."
Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan membawa pikiran yang mengganggu itu kepada Tuhan.
"Tuhan," katanya "Aku telah bekerja keras sekian lama dan melayaniMu, dengan segenap kekuatanku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?"
Tuhan mendengarnya dengan penuh perhatian, "Sahabatku, ketika aku memintamu untuk melayaniKu dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar? Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi panggilanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmatKu. Ini yang kau telah selesaikan. Aku, sahabatku, sekarang akan memindahkan batu itu."
Terkadang, ketika kita mendengar suara Tuhan, kita cenderung menggunakan pikiran kita untuk menganalisa keinginanNya, sesungguhnya apa yang Tuhan inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan setia kepadaNya....
Dengan kata lain, berlatih menggeser gunung-gunung, tetapi kita tahu bahwa Tuhan selalu ada dan Dialah yang dapat memindahkannya.

Ketika segalah sesuatu kelihatan keliru.... lakukan P.U.S.H. (PUSH = dorong)
Ketika pekerjaanmu mulai menurun.... lakukan P.U.S.H.
Ketika orang-orang tidak berlaku seperti yang semestinya mereka lakukan.... lakukan P.U.S.H.
Ketika keyakinan dan harapanmu mulai lenyap.... lakukan P.U.S.H.

P. Pray
U. Until
S. Something
H. Happens
PUSH = Pray Until Something HAPPENS !! (Berdoalah sampai sesuatu terjadi)